Lagi Kreatif

Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Influencer dan KOL

perbedaan-influencer-dan-kol

Dalam memasarkan produk, tidak hanya berfokus pada pembuatan konten dan pemanfaatan iklan berbayar saja, tetapi bisa memanfaatkan dua jenis jasa pemasaran digital ini. Apa saja kedua jasa tersebut?

Dua jasa pemasaran digital lainnya adalah Influencer dan KOL. Kedua jenis pemasaran ini berguna untuk meningkatkan brand awareness serta menjangkau target audience lebih luas lagi. Namun, apakah kamu tahu apa itu Influencer dan KOL?

Influencer adalah seseorang yang mempunyai pengaruh kuat dalam mempengaruhi audiens untuk melakukan sebuah tindakan terhadap suatu produk yang dipasarkan. Influencer dengan pengaruhnya yang kuat menjadi salah satu opsi yang efektif bagi para pelaku usaha dalam usaha menjangkau target audience lebih luas di sosial media.

Sama halnya dengan Influencer, KOL atau singkatan dari Key Opinion Leader merupakan seseorang dengan pengaruh yang kuat dalam mempengaruhi audience. Salah satu hal yang membedakan dengan Influencer yaitu, KOL memiliki keahlian atau kompetensi di suatu bidang yang ia geluti. sehingga semakin memperkuat pendapatnya dalam memasarkan sebuah produk yang sesuai dengan bidang pekerjaannya. Contoh KOL di Indonesia yaitu dr. Reisa Broto Asmoro di bidang kesehatan dan Chef Arnold di bidang memasak.

  1. Keahlian atau Kompetensi yang Dimiliki

    Perbedaan antara Influencer dengan KOL yang pertama adalah keahlian atau kompetensi yang dimiliki. Influencer cenderung didominasi oleh selebgram atau selebritis Instagram dan public figure yang menekuni dunia entertainment. Influencer hanya berfokus pada pemasaran produk yang didukung dengan popularitasnya dan tidak ahli dalam bidang yang berkaitan dengan brand produk.
    Di sisi lain, KOL memiliki keahlian yang dikuasai atau mengerti dan paham di bidang tertentu, sehingga pada saat memasarkan dan memberikan opini secara ilmiah terhadap suatu produk yang sesuai dengan bidangnya, pemahaman para audience terhadap suatu brand produk semakin kuat dan dipercaya.

  2. Media yang Digunakan

    Dalam memasarkan produk, Influencer menggunakan sosial media, seperti contoh Instagram. Jasa ini bisa dibilang mempunyai peluang yang cukup besar dan strategis untuk dijangkau karena bersosial media menjadi salah satu kebutuhan orang-orang di seluruh dunia, salah satunya di Indonesia. Menurut data dari We Are Social, pada awal tahun 2023 pengguna Instagram di Indonesia mencapai 89,15 juta, terbanyak ke 4 di dunia.
    Sedangkan KOL cenderung menggunakan media televisi dan radio. Walaupun begitu, KOL tetap memanfaatkan sosial medianya jika mendapatkan tawaran dari brand produk yang ia sepakati.

  3. Memonetisasi Jasa

    Dalam hal menghasilkan pendapatan jasa, Influencer memiliki beberapa variasi harga yang disesuaikan dengan durasi endorse. Para Influencer juga menawarkan endorse di Story Instagram mereka dengan harga yang bervariasi. Kemudian, Influencer mengemas pemasaran produk ke dalam konten, baik berupa gambar ataupun video, dan diposting di postingan atau reels Instagram pribadinya. Terkadang, para influencer menyepakati beberapa tawaran kontrak yang ditawarkan oleh pihak brand produk, seperti contoh menjadi Brand Ambassador (BA).
    Sedangkan KOL cenderung tidak mematok harga untuk jasanya dan biasanya mendapatkan imbalan berupa produk yang ingin diendorse. Cara kerja KOL dalam mengendorse yaitu mendapatkan tawaran dari suatu brand dan lebih condong untuk mereview dan merekomendasikan suatu produk yang sesuai dengan keahlian di bidangnya.

  4. Motivasi Audience

    Perbedaan selanjutnya, terletak di motivasi audience. Influencer dengan memiliki jumlah followers yang banyak menginginkan audience untuk mengikuti tingkah lakunya, termasuk melakukan pembelian produk yang diendorse. Sedangkan KOL, mereka hanya melakukan jasa ini sebagai kegiatan pelengkap dari pekerjaannya.

  5. Interaksi Audience

    Perbedaan terakhir yaitu interaksi dengan audience. Pada umumnya, influencer melakukan interaksi langsung dengan para audience yang berkomentar, seperti membalas komentar audience di konten endorsenya.
    Kalau KOL, mereka tidak terlalu sering berinteraksi dengan audience dan cenderung mempunyai tim pengelola sosial media karena fokus di bidang pekerjaannya.

Nah, sekarang kamu sudah tahu kan perbedaan antara influencer dengan Key Opinion Leader (KOL)? Kedua tokoh ini memiliki andil yang berdampak pada brand awareness dan peningkatan penjualan suatu brand produk. Kamu tertarik yang mana, memakai jasa influencer atau KOL?

Ketahui lebih banyak tentang layanan branding, digital marketing, media sosial marketing dan website. Hubungi Lagi Kreatif, kami siap membantu Anda! Klik di sini https://lagikreatif.com/kontak/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *